Kamis, 25 Juli 2013

PERASAAN GEMBIRA AKAN DATANGNYA BULAN RAMADHAN

hati gembira datangnya bulan ramadhan ini ada tiga...
1. gembira karena faktor ekonomi..
2, gembira karena bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, berlipatnya pahala..
3. gembira karena faktor ekonomi dan masalah dunia... seperti ngabuburit, jalan2 pagi dll..
kita termasuk yang mana..

Sabtu, 06 April 2013

Teknologi sebagai Sebuah Pendekatan dalam Problem Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apa lagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan.

Dalam angaran belanja Negara, pemerintah kita menyediakan biaya yang luar biasa banyaknya dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu atas keyakinan bahwa pembangunan bangsa harus disertai oleh pembangunan manusianya. Namun pembangunan manusia itu bukan hanya sekedar memberi kesempatan belajar saj, akan tetapi harus pula diusahakan agar pendidikan itu bermutu tinggi.
Mutu pendidikan banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing proses belajar – mengajar. Sejak berabad-abad orang berusaha untuk mencari prinsip-prinsip atau asas-asas didaktik. Namun demikian dianggap bahwa mengajar itu masih terlampau banyak merupakan seni yang banyak bergantung kepada bakat dan kepribadian guru.
Dalam zaman kemajuan ilmu pengetahuan ini para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suati ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar-mengajar itu lebih terjamin keberhasilanya. Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan. Secara ideal diharapkan, bahwa pada suatu saat, mengajar atau mendidik itu menjadi suatu teknologi yang dapat dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya. Cita-cita itu masih belum dicapai bahkan mungkin tak akan kunjung tercapai. Namun teknologi pendidikan memberi pendekatan yang sistematis dan kritis.
Suatu problem dalam pembelajaran saat ini adalah kurangnya teknologi yang dibutuhkan oleh peserta didik atau anak didik. Teknologi merupakan salah satu hal yang dapat digunakan dalam hal mengatasi problem-problem pembelajaran. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada saat ini, diharapkan akan dapat membantu dalam pembelajaran peserta didik dan dapat memudahkan pendidik dan anak didik dalam proses belajar mengajar.
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teknologi Pendidikan
Ada beberapa pendapat tentang apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan. Istilah yang dugunakan dalam bahasa Inggris adalah instructional technology  atau educational technology. Ada yang berpendapat teknologi pendidikan adalah pegembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar  itu sendiri di samping alat-alat yang dapat mengenai software maupun hardwarenya,  software antara lain menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-lamhkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya.
Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu.
Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problem yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.
Peran teknologi tentu saja memiliki peranan yang itu bisa dilihat dari penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan KTSP, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain. Hal lainnya adalah penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar, modul, buku teks atau e-book.
Teknologi juga dapat digunakan dalam penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan penerapan teori-teori belajar mutakhir. Mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media guna memajukan minat belajar siswa. Dan mengembangan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati diri Pembelajaran Aktiv, inovatif, Kreatif, Evektif, dan Menyenangkan  (PAIKEM)
B.    Teknologi Dalam Pengajaran
Jenis teknologi dalam pengajaran terdiri dari media audiovisual (film, filmstrip, dan kaset video) dan komputer serta lain sebaginya. Memang ada bentuk teknologi lain yang dapat digunakan dalam pengajaran namun kedua jenis teknologi tersebut paling banyak pengunannya untuk menunjang pengajaran dalam kelas dan memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan unstruksional
  1. Media audio visual ; penerapan pada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran
  2. Komputer dan software ; pengunaan di kelas, jenis-jenis perangkat lunak yang dapat memepermudah akses belajar peserta didik dengan adanya laptop ataupun notebook yg sudah terjangkau di kalangan menengah kebawah. Serta software-software edukasi yg mendukung gairah belajar peserta didik.

Film, filmstrip, televisi dan kaset video merupakan media noniter-aktif, sebab si penonton atau peserta didik tidak dapat mengubah penyajian, tetap sama dalam kurun waktu, variasi hanya terjadi pada kualitas produksi, misalnya kualitas suara dan kejelasan gambar. Media-media tersebut paling efektif pengunaannya dalam pengajaran sebagai penunjang instruksional khusus, baik tujuan kognitif maupun tujuan afektif. Alat-alat tersebut dapat digunakan sebagian dari pelajaran atau dalam rangkaian unit pengajaran secara terencana. Sumber-sumber audio visual tersebut dipilih oleh guru tentunya tergantung pada dana yang tersedia, adanya sumber-sumber setempat, dan kebutuhan pembelajaran para siswa sesuai dengan instruksional.
a.    Macam-macam teknologi pendidikan dlam pembelajaran
  1. Whiteboard ini adalah salah satu alat teknologi dasar  yang mudah digunakan dan yg ada di sekolah maupun perguruan tinggi sekalipun, ababila di kombinasikan dengan komputer/laptop dan proyektor pembelajaran di ruang kelas akan lebih menarik dan efesien
  2. Teknologi pendidikan mengarah kepada perangkat keras seperti proyektor, laboraturium, komputer/laptop (CD ROM, LCD, TV, Video, sound amplifier dan software (perangkat lunak) seperti ITC dalam pembelajaran adalah e-learning yang dapat di pahami sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer/laptop  yg dilengkapi (internet, ekstranet) dan multimedia(audio, video, grafis) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antar pengajar.
Itulah sebagian kecil teknologi yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan dirasakan lebih meyengangkan,efesien, interaktif sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
C.     Penerapan Teknologi Pendidikan
Keuntungan dalam penerapan teknologi pendidikan adalah, dapat memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa, dll secara bersistem. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya.
Menggunakan teknologi pendidikan sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar. Hal lain yang bisa dilihat adalah, timbulnya efek sinergi dimana penggabungan pendekatan/unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan.
a.    Solusi Dalam Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum/materi pelajaran yang berisikan muatan Information and Communication Technologies (ICT) atau sering di sebut TIK(teknologi informasi dan komunikasi)  dengan tujuan mewujudkan masyarakat baca berbasis ICT. Kurikulum dan materi diperuntukkan bagi siswa, guru/calon guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Melihat kondisi pendidikan kita maka perlu dikembangkan standar kompetensi yang diharapkan dikuasi baik oleh guru maupun siswa di bidang ICT. Dalam pendidikan yang modern perlu adanya pengintegrasian ICT ke dalam kurikulum dan proses pendidikan.
b.  Solusi dalam Pengembangan SDM
Dalam pengembangan SDM kita dapat menyelenggarakan diklat ICT bagi guru, siswa, pengelola pendidikan, penulis buku, perancang dan pengembang ICT. Hal diharapkan agar semakin dalam dan kaya pemahamannya tentang peranan dan potensi teknologi dalam pendidikan.
c.  Solusi Penyiapan Software
Keuntungan yang akan didapatkan dalam penerapan teknologi dalam pendidikan adalah kita mampu mengembangkan/memproduksi program ICT berbasis kompter multimedia. Sehingga mempermudah para pelaku pendidikan dalam meningkatkan minat belajar.  Hal lain yang menjadi solusi adalah mengembangkan prototype program ICT, mengoleksi program ICT dengan jalan membeli atau berlangganan, dan dapat mengadakan ujicoba/evaluasi penggunaan program ICT untuk pembelajaran.
d.  Solusi Penyiapan Hardware
Solusi dalam penyiapan hardware adalah kita dapat mengidentifikasi kriteria perangkat keras ICT yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Meneliti rasio yang paling efektif tentang jumlah perangkat keras dan lunak dengan jumlah guru dan siswa. memahami cara memasang peralatan ICT, mengembangkan kriteria pemilihan peralatan ICT dan mengupayakan dana yang cukup untuk pengadaan peralatan ICT.
e.  Solusi Dalam Pengelolaan, Organisasi, Lingkungan (SETTING)
Untuk lebih memaksimalkan pengoloaan organisasi dan lingkungan kita dapat mendirikan pusat-pusat ICT serta memaksimalkan penggunaan pusat-pusat ICT yang ada untuk mengembangkan dan memproduksi program ICT. Untuk lebih mengenmbangkan jaringan maka kita juga dapat menjalin kerjasama antar lembaga yang terkait untuk mendapat dukungan serta mengembangkan jaringan informasi atar pengembang dan pengguna ICT.
f.  Solusi dalam Evaluasi
Dalam hal evaluasi, perlu disiapkan rencana evaluasi dan monitoring untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan penerapan strategi pemecahan masalah-masalah dalam menerapkan konsep dan prinsip teknologi pendidikan. Hasil evaluasi digunakan untuk memberikan tindak lanjut berupa perbaikan jika terjadi kegagalan dan penyebarluasan jika hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan
D.    Aplikasi Teknologi Pembelajaran dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran
Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajaran dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara :
  1. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa dan lain-lain secara bersistem
  2. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya
  3. Mengunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar dan
  4. Timbulnya daya lipat atau efek sinergi, di mana penggabungan pendekatan dan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lbih dari pada memecahkan maslah secara terpisah.
Dibandingkan dengan penggunaan media lain sebagai media pembelajaran, internet menyajikan kemungkinan yang lebih luas dan memiliki dampak yang lebih serius terhadap masyarakat, baik masyarakat politik maupun masyarakat pendidikan. Sebagai contoh ialah televisi yang merupakan media massa, pemanfaatannya lebih menonjol pada aspek hiburan, walau sesungguhnya sebagai media dia juga mempunyai peran/fungsi yang lain yaitu pengawasan lingkungan korelasi antar bagian dalam masyarakat dan sosialisasi atau pewaris nilai-nilai (Lasswell dan Wright, 1975). Sedangkan komputer,internet pemanfaatanya lebih luas lagi yaitu mencakup bidang-bidang pekerjaan, sekolah (pendidikan), permainan/hiburan dan perdangan baik dalam lingkup individu, lingkup keluarga, institusi maupun bisnis. Dengan demikian tren ke depan menunjukan bahwa model-model pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT) ini makin berkembang.
Sistem pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk aplikasi konsep teknologi pembelajaran, telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan dalam sistem pendidikan nasional. Sistem itu antara lain SD PAMONG(Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua dan Guru), SD Kecil, SMP Terbuka, MTs Terbuka, SMA Terbuka, Universitas Terbuka, dan bebagai sitem pembelajaran jarak jauh yang diselanggarakan oleh berbagai lembaga Diklat, Diklat guru SD melalui Siaran Radio Pendidikan (Diklat SRP), Diklat bahasa Ingris Guru Sistem Jarak Jauh, program penyetaraan D-2 PGSD guru kelas melalui siaran pendidikan, Siaran Radio Pendidikan untuk Murid Sekolah Dasar, Pendidikan Dirumah yang sudah di lenkapai sarana berbasis teknologi yang maju (home Schooling) dan lain-lain.
Dengan demikian, aplikasi teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar dan pembelajaran ini tidak akan terlepas dari pertimbangan ekonomi. Sementara itu kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajran yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efesien, lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebaginya.
E.    Manfaat Teknologi Pendidikan dan Kekuranganya
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan Pendidik dan Peserta didik dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1.     Manfaat teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan :
  • Memperjelas penyajian pesan agar agar tidak terlalau bersifat veralistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
  • Untuk organisir produksi, multi media sebagai pengetahuan pelajar
  • Teknologi Pendidikan sebagai sarana informasi untuk meyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar: untuk mengakses informasi yang di perlukan
  • Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara
  • Menimbulkan kegairahan belajar
  • Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antar angota sosial
  • Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui
  • Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah
  • Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar
  • Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.
Teknologi pendidikan dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan. Teknologi pendidikan dapat mengatasi keterbatasan indera ruang gerak dan waktu.
2.  Kekuranganya
  • Pihak guru yang tidak bisa mengoprasikan/menguasai elektronika akan tertingal oleh siswa
  • Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedang realita masih kurang
  • Teknologi pendidikan baik hardware maupun software membutuhkan biaya yang mahal
  • Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah akan menghambat motivasi pendidikan
  • Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk hardware memerlukan kontrol yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software
  • Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal
Itulah beberapa kelemahan dan kelebihan dari teknologi sebagai peran penunjang dalam proses berjalannya pembelajaran yang lebih efektif,efesien dan interaktif serta menyenanagkan namun didalam teknologi juga banyak kelemahannya yg tentunya kita harus bisa menjaga dan selalu mengawasi dalam penggunaan serta pemanfaatan teknologi secara benar.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kehadiran Teknologi dalam dunia pendidikan memang menunjang pembelajaran yang lebih efesien dan teknologi bukanlah barang yang hanya dimiliki oleh orang berbisnis saja namun kalangan masyarakat menengah kebawah sudah dapat menjangkau teknologi yang telah di sediakan, namun tidak semua teknologi dapat dinikmati oelah lapisan masayarakat keseluruhan dimana kadar kemanmpaun tingkatan ekomomi masyarakat berbeda-beda. Didalam hal ini sekolah atau perguruan tinggi harus mampu harus mampu untuk memiliki teknologi tersebut  sehingga dapat memberikan peran yang baru mendukung pembelajaran yang efektif, efisien, menarik, menyenangkan, interaktif  dan mampu mengembangkan kecakapan perseorangan secara maksimal, baik secara afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Peran teknologi tentu saja memiliki peranan yang itu bisa dilihat dari penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan KTSP, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain. Hal lainnya adalah penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar, modul, buku teks atau e-book.
Teknologi juga dapat digunakan dalam penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan penerapan teori-teori belajar mutakhir. Mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media guna memajukan minat belajar siswa. Dan mengembangan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati diri Pembelajaran Aktiv, inovatif, Kreatif, Evektif, dan Menyenangkan  (PAIKEM)
Adapun kelemahan teknologi yaang harus diperhatikan antara lain :
  1. Pihak guru yang tidak bisa mengoprasikan/menguasai elektronika akan tertingal oleh siswa
  2. Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedang realita masih kurang
  3. Teknologi pendidikan baik hardware maupun software membutuhkan biaya yang mahal
  4. Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk hardware memerlukan kontrol yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr.S. Nasution, M.A, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994;
Bamabang Warsita, Teknologi Pembelajaran :Landasan dan Aplikasinya,  Jakarta: Rineka Cipta, 2008;
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,  Jakarta: PT Bumi Aksara 2001;
Arsyad  Azhar, Media Pengajaran,  Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997;
http://www.scribd.com/doc/30274791/TEKNOLOGI-PENDIDIKAN;
http://taufiq-saifuddin.blogspot.com/2011/11/problem-problem-pendidikan-ii.html.

Selasa, 05 Februari 2013

Sabtu, 02 Februari 2013

Kehebatan Surah Al-Ikhlas

Fadhilat Membaca Surah Al-Ikhlas
1. Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang berada di dalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar umpama cacing kepanasan. Sebelum anda masuk rumah, bacalah surah Al-Ikhlas sebanyak 3 kali.

Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah. Berilah salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah, berilah salam kerana malaikat yang berada di dalam rumah akan menyahut.

2. Diriwayatkan oleh Iman Bukhari, sabda Nabi Muhammad S.A.W. :
"Barang siapa membaca Qul huwa"llahu ahad 100,000 kali maka sesungguhnya ia telah menebus dirinya dari Allah, maka menyeru yang menyeru dari pihak Allah di langit dan di bumi. Kusaksikan bahwa sifulan itu telah menjadi pemerdekaan Allah sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari sisi Allah. Sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari neraka".

Inilah yang dinamakan membaca Qulhua"llah ahad satu hatam yaitu 100,000 kali dengan diwiridkan seberapa ribu kesanggupan kita sehari.

3. Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:
"Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga." (Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).

Rasulullah S.A.W. pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya, "Siapakah antara kamu yang dapat khatam Qur'an dalam jangkamasa dua-tiga minit?" Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur'an dalam begitu cepat. Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah S.A.W. menjawab dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan membaca 10 juzuk kitab Al-Quran. Lalu dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, maka qatamlah Quran kerana ianya sama dengan membaca 30 juzuk Al-Quran.

4. Berkata Ibnu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:
"Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000
sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan."

Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas.

Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca Surah Al-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan.

Sabda Rasulullah S.A.W. lagi:
"Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahad itu tertulis di sayap malaikat Jibrail a.s, Allahhus Somad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan ahad tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s. "

5. Siapa yang membaca surah Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Annas setiap satu sebanyak 7 kali selepas solat jumaat, nescaya terpelihara dari perkara keji dan segala bala hinggalah ke Jumaat yang berikutnya.



~* Obat Rindu pada Cinta *~

~* Bismillahirrahmanirrahim *~

Bilakah rindu melayang menghampiri cinta..
Maka datangnya lah keriangan yang tak terhenti..
Jikalau cinta menanti rindu..
Maka rekatkan nya dengan kesabaran..

Subhanallah..kerinduan memang tidak pernah lepas dengan yang namanya cinta, dimana ada rindu disitu ada cinta yang terlampir. Namun rindu itu akan menjadi indah ketika diberikan pada cinta sejati diatas sebuah pernikahan.

Jika rindu itu sudah terbalut dengan cinta yang belum halal, rindu pada lawan jenis, rindu itu hanya akan menjadi sebuah penjara yang menyakitkan. Kata para pujangga cinta, rindu itu seperti luka yang menganga, seperti langit malam tanpa bintang, seperti pintu yang tak pernah terketuk, karna semua rindu itu sangat sakit ketika tidak dilepas.

Bagaimana mau melepas rindu jika dia yang kamu rindukan belum halal bagimu? Maka benar sekali jika rindu itu sangat menyakitkan karna tidak pernah tersampaikan. Atau mungkin kamu seorang yang mudah menyatakan rindu pada lawan jenis mu yang belum halal bagimu? Aahh..saya yakin, kamu bukanlah tipe orang yang mudah membuat lawan jenis mu terbuai makna cinta dari syetan. Karna kamu tahu bahwa mendekati Zina pun sudah dilarang.
So..sebisa mungkin kamu harus segera mengobati rindu yang kamu tujukan pada orang yang belum halal bagimu. Caranya :
-*- Mengadulah padaNya, pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Mintalah kesembuhan padaNya, karna hanya Dia lah yang mampu menyembuhkan luka yang menganga dalam hatimu. Karna hanya Dia lah yang selalu memahamimu, percayalah.
-*- Jagalah pandanganmu, sikapmu, terlebih pada lawan jenismu.

“Katakanlah kepada orang2 laki2 yang beriman :”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..” (QS An Nur:30)

Pandangamu yang sangat liar justru membuatmu sangat lelah, maka tahanlah pandanganmu pada orang yang belum halal padamu. Karna lewat pandanganmu lah, syetan-syetan memanahkan kesesatannya.
-*- Jauhkan hatimu dari rindu yang mengikat.
Jangan selalu mengingat-ingat dia yang kamu rindukan, yakinkan hatimu, lepaskan ikatan rindumu padanya gantilah dengan ikatan rindu untuk sujud padaNya.
-*- Sibukkan dirimu dengan amalan-amalan yang bermanfaat.

” Sesungguhnya mereka adalah orang2 yang bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami denagn harap dan cemas ” (QS. Al-anbiya : 21)

Tingkatkan kesibukanmu denga dzikir, membaca Quran lebih intensif atau membaca buku yang bemanfaat yang bisa menambah kerinduanmu padaNya bukan padanya.

-*- Menikahlah.
Ini adalah solusi ampuh untuk menghilangkan kegalauanmu pada rasa rindu yang mencekam. Sehingga rindumu bisa terobati tanpa bekas, bahkan rindu mu menjadi sebuah nilai ibadah..Subhanallah..

Wallahua’lam bish shawab.


Dan jangan lupa Undang teman ke page "Jangan anda kira semua cewek di-fb adalah cewek bispak murahan" dengan cara 


#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ....

Senin, 28 Januari 2013

PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA REMAJA


 PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA REMAJA
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Bisa juga didefinisikan masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa dan perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa.   Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang satu sama lain bertentangan sehingga remaja menjadi terombang-ambing antara berbagai gejolak emosi yang saling bertentangan.
Pengertian remaja menurut pendidikan adalah periode peralihan dari masa siswa ke masa dewasa.  Sedangkan pengertian remaja menurut psikolog adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa.
Adapula yang mendefinisikan bahwa remaja yaitu tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa pengaruh terhadap remaja dalam sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.

B.    Perkembangan Agama Pada Masa Remaja I
Setelah si anak melalui umur 12 tahun, berpindah ia dari masa kanak-kanak yang terkenal tenang, tidak banyak debat dan soal. Mereka memasuki masa goncang, karena pertumbuhan cepat  di segala bidang terjadi. Kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula  mengalami kegoncangan karena ia kecewa pada dirinya sendiri. Maka kepercayaan remaja terhadap Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin kadang juga malas. Perasaannya terhadap Tuhan tergantung kepada perubahan emosi yang sedang dialaminya.  Terkadang ia sangat membutuhkan Tuhan ketika ia menghadapi bahaya, takut akan gagal atau merasa berdosa. Tapi terkadang pula ia merasa tidak membutuhkan Tuhan karena ia merasa sedang senang, riang dan gembira.
Hendaknya guru agama memahami keadaan anak yang sedang mengalami kegoncangan perasaan akibat pertumbuhan yang berjalan sangat cepat. Guru agama dapat memilihkan cara penyajian agama yang tepat bagi mereka sehingga kegoncangan perasaan yang dapat diatasi.

 Ciri-ciri khas masa remaja awal ( 13- 17 tahun ), yaitu :
1.    Status masa remaja dalam periode ini tidak tertentu.
Dalam periode ini status anak remaja dalam masyarakat boleh dikatakan tidak dapat ditentukan dan membingungkan. Pada suatu waktu ia diperlakukan seperti anak-anak, akan tetapi bilamana dia berkelakuan seperti anak-anak, dia mendapat teguran supaya bertindak sesuai dengan umurnya jangan seperti anak-anak.
2.    Dalam masa ini anak remaja emosional
Emosi-emosi yang dialami anak-anak remaja antara lain adalah marah, takut cemas, rasa ingin tahu, iri hati, sedih, kasih sayang dan sebagainya.
3.    Anak  remaja dalam masa ini tidak stabil keadaannya
Dalam masa ini remaja sangat tidak stabil keadaannya. Kesedihan tiba-tiba berganti dengan kegembiraan, rasa percaya diri sendiri berganti dengan rasa meragukan diri sendiri. Kestabilannya ini juga nampak dalam hubungannya dengan masyarakat. Persahabatannya berganti-ganti terutama dengan teman dari lawan jenis sehingga dia belum dapat menentukan rencana untuk masa depan.
4.    Anak-anak remaja mempunyai banyak masalah
Bagi anak remaja ia merasa memiliki banyak masalah karena dahulu di Masa Kanak-kanak dia selalu dibantu oleh orang tua dan guru dalam menyelesaikan persoalannya. Beberapa macam masalah yang dihadapi anak remaja ialah :
a.    Masalah berhubungan dengan keadaan jasmaninya
b.    Masalah berhubungan dengan kebebasannya
c.    Masalah berhubungan dengan nilai-nilai
d.    Masalah berhubungan dengan peranan wanita dan pria
e.    Masalah berhubungan dengan hubungan anggota dari lawan jenis
f.    Masalah behubungan dengan hubungan dalam masyarakat
g.    Masalah berhubungan dengan jabatan
h.    Masalah berhubungan dengan kemampuan
C.    Perkembangan Agama Pada Masa Remaja II
Masa remaja terakhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Istilah agama dapat dikatakan telah mencapai tingkat baligh-berakal. Mereka mengharap atau menginginkan perhatian dan tanggapan orang lain, baik dari orang tua, guru maupun masyarakat ramai agar mereka dihargai dan diperlakukan seperti orang dewasa.
Remaja sedang berusaha untuk mencapai peningkatan dan kesempurnaan kepribadiannya maka mereka juga ingin mengembangkan agama. Caranya menerima dan menanggapi pendidikan agama jauh berbeda dari masa-masa sebelumnya. Mereka ingin agar agama menyelesaikan kegoncangan dan kepincangan yang terjadi dalam masyarakat.
Kecerdasan remaja telah sampai kepada menuntut agar ajaran agama yang dia terima itu masuk akal, dapat difahami dan dijelaskan secara ilmiah dan rasional. Ada hal-hal yang menggelisahkan remaja yaitu tampaknya perbedaan antara nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh agama dengan kelakuan orang dalam masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai guru agama hendaknya dapat memahami betul-betul perkembangan jiwa agama yang sedang dilalui oleh remaja dan memilih metode yang cocok dalam pelaksanaan pendidikan agama.
Ciri-ciri khas dalam masa remaja akhir (17 -21 tahun ), yaitu :
1.    Kestabilan bertambah
2.    Lebih matang dalam cara menghadapi masalah
3.    Ikut campur tangan dari orang dewasa berkurang
4.    Ketenangan emosional bertambah
5.    Pikiran realistis bertambah
6.    Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan

Perkembangan emosi dalam masa remaja akhir
1.    Marah
2.    Takut dan cemas
3.    Iri hati
4.    Rasa menginginkan dengan sangat pada benda-benda milik anak atau orang lain
5.    Rasa senang
6.    Rasa sedih
7.    Kasih saying
D.    Sikap Remaja Terhadap Agama
Perasaan remaja dalam beragama memang dapat dipengaruhi oleh perasaan beagama yang didapat dari masa sebelumnya dan lingkungan dimana ia tinggal. Bagi remaja yang tidak beruntung mempunyai orang tua bijaksana yang mampu memberikan bimbingan agama pada waktu kecil, maka usia remaja akan dilaluinya dengan berat dan sulit.
Gambaran remaja tentang Tuhan dengan sifat-sifatnya merupakan bagian dari gambarannya terhadap alam dan lingkungannya serta dipengaruhi oleh perasaan dan sifat dari remaja itu sendiri. Perasaan beragama pada remaja khususnya terhadap Tuhan tidaklah tetap. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya kepada-Nya, tetapi sering pula berubah menjadi acuh tak acuh bahkan menentang. 
1.    Percaya Turut-turutan
Kebanyakan remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungannya yang beragama, karena ibu bapaknya orang beragama, teman-temannya dan masyarakat sekelilingnya rajin ibadah. Maka mereka ikut percaya dan melaksanakan ibadah serta ajaran-ajaran agama, sekedar mengikuti suasana lingkungan di mana ia hidup.
Kepercayaan turut-turutan itu biasanya terjadi, apabila orang tuanya memberikan didikan agama dengan cara yang menyenangkan jauh dari pengalaman-pengalaman pahit di waktu kecil sehinga cara kekanak-kanakan dalam Bergama it uterus berjalan.
Percaya turut-turutan ini biasanya tidak lama dan banyak terjadi hanya pada masa-masa remaja pertama ( umur 13 tahun ). Sesudah itu bisanya berkembang kepada cara ynang lebih kritis dan lebih sadar.
2.    Percaya Dengan Kesadaran
Setelah kegoncangan remaja pertama ini agak reda, yaitu umur 16 tahun di mana pertumbuhan jasmani hamper selesai dan kecerdasan juga sudah dapat berpikir lebih matang dan pengetahuan telah bertambah pula. Semuanya itu mendorong remaja kepada lebih tenggelam lagi dalam memikirkan dirinya sendiri. Perhatian kepada ilmu apengetahuan dan agama serta soal-soal social masyarakat bertambah besar dan semakin membangun.
Kesadaran agama atau semangat agama pada maa remaja itu mulai dengan kecenderungannya remaja kepada meninjau dan meneliti kembali caranya beragama di masa kecil dulu.
3.    Kebimbangan Beragama
Kebimbangan terhadap ajaran agama yang pernah diterimanya tanpa kritikawaktu kecilnya merupakan pertanda bahwa kesadaran beragama telah terasa oleh remaja. Kebimbangan remaja terhadap agama itu tidaklah sama berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan kepribadiannya.
Rasa keragu-raguan kepada Tuhan pun dapat berakhir dengan keingkaran, apabila ia merasa bahwa Tuhan tidak melindungi atau tidak menolong bangsa atau golongannya namun tidak semua remaja yang bimbang akan berakhir dengan keingkaran.
4.    Tidak Percaya Kepada Tuhan
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari wujud Tuhan dan menggantikannya dengan kepercayaan lain. Mungkin sekali remaja itu merasa tidak percaya kepada Tuhan, mengaku bahwa dirinya ateis.  Mungkin karena terlalu kecewa atau menderita bathin atau juga merasa sakit hati yang telah bertumpuk-tumpuk, sehingga ia putus asa terhadap keadilan dan kekuasaan Tuhan.
Biasanya para remaja itu apabila telah mengetahui sedikit tentang bermacam-macam ilmu pengetahuan, disangkanya bahwa ia telah hebat dan mendalami ilmu tersebut. Berbeda halnya dengan remaja yang beriman, mereka akan cemas melihat pengetahuan akan merongrong keyakinannya. Karena itulah maka semangat beragamanya semakin menyala dan berusaha mebela agama dari segala keumngkinan serang-serangan yang ditunjukkan kepada agama.
E.    Perkembangan Rasa Agama
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohani para remaja, maka agama para remaja ini menyangkut adanya perkembangan, yang mana penghayatan para remaja terhadapa ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada para remaja benyak berkaitan dengan perkembangan itu. Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan jasmani dan rohani, yaitu :
1.    Pertumbuhan Pikiran dan Mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Agama yang ajarannya bersifat lebih konsrvatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya.
2.    Perkembangan Perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan Sosial, ethis dan setetis mendorong remaja untuk menghayati prikehidupan yang terbiasa dalam lingkungan kehidupan agamis akan cenderung mendorong dirinya untuk lebih dekat ke arah hidup agamis.
3.    Pertimbangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material, remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan materi maka pandangan remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.
4.    Perkembangan Moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha mencari  proteksi.
5.    Sikap dan Minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal itu tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka. Lum selesai
F.    Pendidikan Agama Pada Remaja
Pada hakikatnya masa remaja yang utama ialah masa menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk jadi pribadi yang dewasa.  Para ahli psikologi dan pendidikan belum sepakat mengenai rentang usia remaja, namun beberapa ahli mengatakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13-19 tahun.
Dalam bidang agama, para ahli psikologi agama menganggap bahwa kemantapan beragama biasanya tidak terjadi sebelum usia 24 tahun, rentangan remaja mungkin diperpanjang hingga 24 tahun. 
Para ahli telah setuju bahwa masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak yang akan ditinggalkannya menjelang masa dewasa yang penuh tanggung jawab.  Dalam peta psiokologi remaja terdapat tiga bagian, yaitu :
a.    Fase Pueral
Pada masa ini remaja tidak mau dikatakan anak-anak, tetapi juga tidak bersedia dikatakan dewasa
b.    Fase Negatif
Fase ini hanya berlangsung beberapa bulan saja yang ditandai oleh sikap ragu-ragu, murung, suka melamun dan sebagainya
c.    Fase Pubertas
Secara umum, masa remaja merupakan masa pancaroba yang penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Hal ini lebih disebabkan oleh perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat berlangsungnya, terutama dalam hal fisik, perubahan dalam pergaulan sosial, perkembangan intelektual, adanya perhatian dan dorongan pada lawan jenis.
    Mengenai problema yang disebut terakhir, agama pada dasarnya remaja telah membawa potensi beragama sejak dilahirkan dan itu merupakan fitrahnya. Yang menjadi masalah saat ini ialah bagaimana remaja mengembangkan potensi tersebut???
    Ide-ide agama, dasar-dasar dan pokok-pokok agama pada umumnya diterima seseorang pada masa kecilnya. Apa yang diterima sejak kecilnya, akan berkembang dan tumbuh subur, apabila anak remaja dalam menganut kepercayaan tersebut tidak mendapat kritikan. Dan apa yang tumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang dipeganginya melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya.
Mengenai perkembangan kognitif pada usia remaja sangat memberi kemungkinan terjadi perpindahan atau transisi dari agama lahiriah menuju agama yang bathiniah. Dengan demikian, perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untuk meninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungannya dan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju iman yang sifatnya sungguh-sungguh personal.


NO 2
    •  
    • Prilaku normatif (nilai-nilai agama)
    • Memiliki pekerjaan untuk penghidupan.
    • Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat.
B. Periode Perkembangan Masa Dewasa.
Masa dewasa dibagi menjadi 3 periode (Hurlock, 1968), yaitu:
1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 18/20 tahun – 40 tahun).
  • Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population) karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat).
  • Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya masalah dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll.
  • Tugas-tugas perkembangan (development task) pada usia ini meliputi : pengamalan ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
2. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya (Midle Age = 40 – 60 tahun).
  • Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat indra, dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum pernah dialami (rematik, asam urat, dll).
  • Tugas-tugas perkembangan meliputi : memantapkan pengamalan ajaran agama, mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara, membantu anak remaja belajar dewasa, menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan pada aspek fisik, mencapai dan mempertahankan prestasi karier, memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.
3. Masa Dewasa Lanjut / Masa Tua (Old Age = 60 –  Mati).
  • Ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan psikis (pendengaran, penglihatan, daya ingat, cara berpikir dan interaksi sosial).
  • Tugas-tugas perkembangan meliputi : Lebih memantapkan diri dalam pengamalan ajaran-ajaran agama. Mampu menyesuaikan diri dengan : menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan, masa pensiun, berkurangnya penghasilan dan kematian pasangan hidup. Membentuk hubungan dengan orang seusia dan memantapkan hubungan dengan anggota keluarga.
  • Faktor-faktor penyebab kegagalan melaksanakan tugas perkembangan, yaitu :
1.      tidak adanya bimbingan untuk memahami dan menguasai tugas,
2.      tidak ada motivasi menuju kedewasaan.
3.      kesehatan yang buruk,
4.      cacat tubuh,
5.      tingkat kecerdasan rendah.
  • Prilaku menyimpang (maladjustment) akibat tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan (terutama aspek agama) adalah : berzina, konsumsi miras dan naza, menelantarkan keluarga, sering ke hiburan malam, biang keladi kerusuhan (preman / provokator), melecehkan norma dalam masyarakat.
Dari uraian diatas, salah satu tugas perkembangan masa dewasa adalah pemantapan kesadaran beragama. Terdapat asumsi bahwa semakin bertambah usia seseorang maka semakin mantap kesadaran beragamanya. Namun kenyataannya, tidak sedikit orang dewasa dengan perilaku yang bertentangan dengan nilai agama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan kehidupan beragama seseorang adalah karena keragaman-keragaman :
  • pendidikan agama semasa kecil (menerima, tidak menerima),
  • pengalaman menerapkan nilai-nilai agama (intensif, jarang, tidak pernah),
  • corak pergaulan dengan teman kerja (taat beragama, melecehkan),
  • sikap terhadap permasalahan hidup yang dihadapi (sabar, frustasi, depresi)
  • orientasi hidup (materialistis-hedonis, moralis-agamis).
C. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa.
1. Usia  Mahasiswa sebagai Fase Usia Dewasa awal.
  • Kenniston (Santrock dalam Chusaini, 1995: 73).
Masa dewasa awal adalah masa muda yang merupakan periode transisi antara masa dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan.
  • Lerner (1983 :  554).
Fase dewasa awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan yang berbeda dengan fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase usia untuk membuat suatu komitmen pada diri individu.
  • Erikson (1959, 1963).
Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil serta mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut.
  • Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991: 247-252) :
  1. Masa pengaturan (mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa),
  2. Usia reproduktif (masa produktif memiliki keturunan),
  3. Masa bermasalah (muncul masalah-masalah baru seperti pernikahan),
  4. Masa ketegangan emosional (pada wilayah baru dgn permasalahan baru),
  5. Masa keterasingan sosial (memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga),
  6. Masa komitmen (menentukan pola hidup dan tanggung jawab baru),
  7. Masa ketergantungan (masih tergantung pada pihak lain),
  8. Masa perubahan nilai (orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa),
  9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru,
  10. Masa kreatif (masa dewasa awal adalah puncak kreatifitas).
  • Fase dewasa awal jika dikaitkan dengan usia mahasiswa pada fase ini menunjukkan bahwa peran, tugas dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya pencapaian keberhasilan akademik, melainkan mampu menunjukkan perilaku dan pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai-nilai secara cerdas dan mandiri, yang menunjukkan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru sebagai orang dewasa.
 2. Aspek-aspek Perkembangan Dewasa Awal.
Aspek-aspek perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase usia dewasa awal (Santrock, 1995 : 91-100) adalah:
  1. Perkembangan fisik. Pada fase dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan juga penurunan perkembangan individu secara fisik.
  2. Perkembangan seksualitas. Terjadi sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual dan homoseksual.
  3. Perkembangan kogitif. Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi yang baru, berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu (Schaise, 1997).
  4. Perkembangan karir. Suatu individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus menyesuaikan diri dengan peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir (Heise, 1991 ; Smither, 1998).
  5. Perkembangan sosio-emosional. Menggambarkan hubungan sosial individu dengan lingkungannya yang terdiri dari 3 fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan hidup mandiri), fase kedua (pasangan baru yang membentuk keluarga baru (Goldrick, 1989)), dan fase ketiga (menjadi keluarga sebagai orang tua dan memiliki anak).
3. Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal.
Menurut Havigurst (1961:259-265), tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah:
a. Memilih Pasangan Hidup.
  • Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan menemukan yang cocok, selaras dengan kepribadian masing-masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing.
  • Keputusan memilih sampai menentukan pasangan hidup adalah tanggung jawab baik pihak laki-laki maupun perempuan dengan pertimbangan dari pihak orang tua, keluarga dan bantuan pihak-pihak lain yang dipandang mampu.
  • Menurut Norman (1992) :
- Pemenuhan kebutuhan merupakan faktor utama dalam memilih pasangan pernikahan, karena kebutuhan dan sifat individu dapat berlainan satu sama lain, beberapa orang akan lebih memilih pasangan yang melengkapi dirinya.
- Pernikahan yang dilandasi kebutuhan saling melengkapi terjadi akibat daya tarik lawan jenis (opposites attract). Akibatnya ada individu dengan peran/figur dominan (memberikan simpati, cinta dan perlindungan) terhadap pasangannya yang bersifat patuh atau submissive (memperoleh simpati, cinta dan perlindungan). Peran dominan lazimnya oleh suami dan peran isti bersifat submissive, apabila yang terjadi kebalikannya maka akan terjadi konflik sosial.
- Dalam suatu pasangan, sifat saling melengkapi tidak menuntut adanya kompromi antarindividu sebaliknya individu yang karakternya bertentangan dengan pasangannya harus mengadakan kompromi dengan pasangannya.
- Kebudayaan sangat berpengaruh dalam penentuan pasangan hidup, dimana definisi kebudayaan melahirkan istilah kriteria ideal dan standar ideal seleksi calon pasangan. Pertama menetapkan kriteria ideal bagi calon pasangan, jika tidak terpenuhi maka ditetapkan standar ideal pada individu yang dicintai.
b. Belajar Hidup Dengan Pasangan Nikah.
Pada dasarnya adalah proses menyesuaikan dua kehidupan individu secara bersama-sama dengan cara belajar menyatakan dan mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti kemarahan, kebencian, kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan biologis, sehingga seseorang hidup dengan hangat dan harmonis. Perbedaan latar belakang orang tua dan keluarga harus diperhatikan dalam proses penyesuaian dan pembelajaran lebih lanjut dalam menempuh  keluarga bahagian dan sejahtera.
c. Memulai Hidup Berkeluarga.
  • Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan memperoleh banyak pengalaman baru yang penting bagi pasangan dan kehidupan keluarga, seperti hubungan seksual pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama dan interaksi sosial dengan keluarga pasangan.
  • Dalam tugas perkembangan ini, Havigurst menguraikannya dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
1. Sifat tugas.
Memiliki anak pertama dengan sukses merupakan manifestasi keberhasilan pernikahan dan cenderung ukuran kesuksesan hadirnya anak berikutnya.
2. Dasar biologis.
Melahirkan anak adalah suatu proses biologis, terlebih tugas melahirkan anak pertama merupakan suatu proses biologis dan psikologis.
3. Dasar psikologis.
Secara psikologis, pria dan wanita memiliki suatu tugas untuk menjadi ayah dan ibu. Tugas ini akan sulit bagi wanita yang takut atau benci ide mengenai kehamilan, sebaliknya akan mudah bagi wanita dengan sosok keibuan.
 4. Dasar budaya.
Masalah kehamilan pertama merupakan masalah yang muncul secara pandangan budaya bagi kelompok sosial ekonomi kelas menengah dan kelas bawah dari suatu kelompok budaya tertentu.
5. Implikasi sosial dan pendidikan.
Keberhasilan pada aspek ini memerlukan jenis pengetahuan tertentu bagi suami dan istri, sikap serta peran dan tanggung jawab yang sepenuhnya dalam kehidupan berkeluarga serta memiliki keturunan.
d. Memelihara anak.
Hadirnya anak menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab yang lebih besar bagi pasangan suami istri karena mereka tidak hanya memikirkan lagi kehidupan mereka sendiri, tetapi juga belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai perkembangan secara optimal.
e. Mengelola rumah tangga.
Kehidupan keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik fisik dan mental yang bergantung pada kesiapan dan keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing.
f. Mulai bekerja.
Dalam menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal sering menunda mencari calon pasangan hidup sebelum memperoleh pekerjaan. Berbeda dengan wanita dewasa awal yang cenderung belum aktif menghadapi tuntutan pekerjaan.
g. Bertanggung jawab sebagai warga negara.
Individu dewasa awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa tanggung jawab bagi kesejahteraan baik bagi keluarga, tetangga, kelompok masyarakat, sebagai warga negara atau organisasi politik.
h. Menemukan kelompok sosial yang serasi.
Pernikahan menunjukkan tujuan dan langkah awal menemukan kelompok sosial yang serasi. Bersama-sama sebagai pasangan mencari teman baru, orang-orang seumur mereka dan dengan orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu kehidupan sosial jenis baru.
D. Periode Dewasa Awal Sebagai Masa Persiapan Pernikahan
1. Konsep Dasar Pernikahan.
  • Terdapat beberapa definisi pernikahan yaitu :
- Pernikahan adalah suatu ikatan yang terjalin diantara laki-laki dan perempuan yang telah memiliki komitmen untuk saling menyayangi, mengasihi, dan melindungi berdasarkan syariat agama.
- Menurut Sigelman & Shaffer (1995 : 401), pernikahan adalah suatu transisi kehidupan yang mencakup pengambilan peran baru (sebagai suami atau istri) dan menyesuaikan dengan kehidupan sebagai pasangan.
- Menurut McGoldrick (1989), pernikahan adalah adanya keterikatan yang sah antara dua jenis kelamin yang berbeda sebagai pasangan baru (new couple), dan berasal dari keluarga serta latar belakang kehidupan bahkan kebudayaan yang berbeda.
- Menurut Norman (1992), pernikahan adalah ikatan terdekat yang terjadi pada dua orang yang disiapkan untuk kebutuhan hidup bersama menuju cita-cita yang dapat tercapai, keharmonisan yang dipertahankan, dan perintah Tuhan yang dijalankan.
  • Berdasarkan beberapa definisi diatas, disimpulkan bahwa pernikahan adalah ikatan yang terjalin secara sah antara laki-laki dan perempuan dalam menjalani peran hidup yang baru secara bersama menuju harapan dan cita-cita sesuai dengan perintah dan ajaran agama.
  • Memahami dan menyikapi secara positif makna dan hikmah pernikahan adalah bekal kesiapan diri untuk menikah.dengan tujuan agar masing-masing pasangan dapat mengetahui, memahami, serta menyikapi nilai-nilai pernikahan dalam membangun kehidupan keluarga yang serasi dan sejahtera.
  • Ciri-ciri usia dewasa awal yang memiliki sikap positif terhadap pernikahan adalah :
1.      Mau mempelajari hal ihwal pernikahan.
2.      Meyakini pernikahan adalah jalan mensahkan hubungan seks pria-wanita.
3.      Meyakini pernikahan merupakan ajaran agama yang sakral (suci).
4.      Mau mempersiapkan diri menempuh jenjang pernikahan.
 2. Syarat Pernikahan.
  • Individu harus memahami hikmah pernikahan dan memiliki sikap positif terhadap pernikahan. Selain itu juga harus memahami persyaratan yang diperlukan, yaitu :
1.      Kematangan fisik (wanita setelah usia 18-20 tahun dan pria usia 25 tahun).
2.      Kesiapan materi (suami wajib memberi nafkah kepada istri).
3.      Kematangan psikis (pengendalian diri, tidak mudah tersinggung, tidak kekanak-kanakan, toleransi, hormat dan menghargai orang lain, memahami karakteristik pribadi istri/suami).
4.      Kematangan moral-spiritual (memahami dan terampil dalam masalah agama, melaksanakan ajaran agama, dapat mengajarkan agama kepada anak).
  • Menurut Papalia & Olds, dalam buku Human Development (1995), bahwa dari segi kesiapan fisik, usia terbaik untuk menikah bagi perempuan adalah 19-25 tahun. Kesiapan usia sangat berpengaruh dalam memulai kehidupan berkeluarga dan sebagai pengasuh anak pertama (the first time parenting).
 3. Beberapa Kondisi yang Mempengaruhi Kesulitan Penyesuaian Pernikahan.
a. Persiapan pernikahan yang terbatas. Ini mengakibatkan terbatasnya persiapan pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan-ketrampilan (komunikasi, berelasi, membesarkan anak, bergabung dengan keluarga, mengelola keuangan) yang bermanfaat untuk kehidupan keluarga.
b. Perbedaan konsep tentang peran atau tugas dalam pernikahan. Perbedaan konsep akan memicu konflik dalam pernikahan dan cenderung terjadi pada pasangan yang berbeda agama, budaya, kelas sosial dan pola asuh.
c. Cepat menikah. Pernikahan yang terlalu cepat misalnya ketika pendidikan belum selesai atau ketika ekonomi belum independent akan menghilangkan kesempatan memperoleh pengalaman yang bermanfaat bagi pernikahan, bahkan akan memunculkan masalah (suka marah, cepat cemburu) yang menghalangi penyesuaian pernikahan.
d. Memiliki konsep-konsep yang tidak realistik tentang pernikahan. Orang dewasa yang menghabiskan hidupnya di perguruan tinggi, tanpa upaya memperoleh pengetahuan, pemahaman dan pengalaman tentang kehidupan berkeluarga cenderung memiliki konsep yang tidak realistik tentang pernikahan dan akibatnya akan mempersulit dirinya dalam melakukan penyesuaian dalam pernikahan dan kehidupan berkeluarga.
e. Pernikahan campur. Pernikahan lintas budaya dan lintas agama biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan orang tua dan keluarga pasangan masing-masing.
f. Masa perkenalan yang singkat. Akibatnya pasangan kurang cukup mengenal dan memahami pribadi masing-masing terutama memahami hambatan-hambatan yang berpotensi menjadi menjadi masalah dalam relasi mereka.
g. Konsep romantik tentang pernikahan. Banyak orang dewasa masih memiliki konsep romantik seperti masa remaja yang sering tidak realistik.
h. Tidak memiliki identitas. Jika seorang pria merasa diperlakukan istri sebagaimana istri memperlakukan anggota keluarga lain, teman dan rekan kerja, atau seorang istri merasa mendapat penghormatan sebagai ibu sama dengan perhormatan yang diberikan suami kepada ibu keluarga lain, maka mereka akan kehilangan identitas sebagai individu dan sulit melakukan penyesuaian dalam pernikahan.
Hurlock (1980:292) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasangan dalam melakukan penyesuaian dalam pernikahan sebagai berikut :
  1. Konsep pasangan yang ideal. Seorang pria atau wanita dalam memilih pasangan dibimbing oleh konsep pasangan ideal dalam pikirannya.
  2. Pemenuhan kebutuhan. Penyesuaian dalam pernikahan semakin mudah ketika kebutuhan masing-masing suami-istri terpenuhi.
  3. Kesamaan latar belakang. Suami-istri yang memiliki latar belakang yang sama terutama kesamaan pola asuh dalam keluarga, budaya, dan agama akan memudahkan dalam melakukan penyesuaian.
  4. Minat dan kepentingan bersama. Keinginan dan harapan-harapan yang sama sebuah pasangan akan membawa kearah penyesuaian yang lebih baik.
  5. Kesamaan nilai-nilai. Kesamaan makna dan nilai-nilai yang dimiliki pasangan dapat memudahkan mereka dalam melakukan penyesuaian.
  6. Konsep peran. Suami dan istri yang memiliki konsep yang sama tentang peran, tugas, tanggung jawab, akan lebih mudah dalam melakukan penyesuaian.
  7. Perubahan dalam pola hidup. Penyesuaian memiliki makna perubahan terhadap pola hidup, mengubah kebiasaan, mengubah hubungan, mengubah kegiatan. Perubahan pola hidup selalu diikuti oleh ketegangan-ketegangan emosional yang dapat berkembang menjadi suatu masalah yang mengganggu.